-->

Selasa, 26 Februari 2019

Mencoba Menulis Kembali

Menulis itu susah susah gampang. gampang karena hampir setiap hari dari hampir setiap orang di muka bumi ini menulis, menulis pesan, menulis status di sosial media facebook, Twitter, Instagram dll. lalu di mana susahnya? susah apabila menulis panjang dan lebar tak sekedar status sosmed seperti "otw" paling mentok begini "otw adooh.......... nganggo helm" dan status lebih panjang ketika menulis kata-kata bijak, meskipun tidak sepenuhnya menulis ini adalah mengutip atau copy paste lebih tepatnya.
Tulisan dengan empat sampai lima paragraf bisa setengah mati membuatnya, butuh berjam jam menyelesaikannya. dituliss dihapuss lagii tulis lagii hapus lagiii dan nahh ini udah bagus nihh pass jadilah sebuah kalimat. Huruf jadi kata, kata jadi kalimat, kalimat jadi paragraf dan itulah tulisan yang akhirnya di tulis dan di publish di sosial media. Sosial media yang menyediakan ruang untuk bisa menulis lebih banyak dari 140 karakter tentunya.
Tulisan yang bebas saja masih sangat susah apa lagi tulisan yang harus ada aturannya harus memperhatikan huruf kapital tanda titik koma dan seterusnya, kata baku dan tidak baku ahh betapa susahnya. tetapi yang terpenting adalah menuangkan gagasan atau pendapat atau pikiran melalui tulisan tak perlu seperti karya ilmiah yang kalimatnya ndakik ndakik ndak jelas dan belum karuan dibaca orang apalagi paham. Paling penting adalah tetap menulis dan terus menulis apapun itu alasan dan tujuannya yang penting di tulis saja. kebiasaan yang dibiasakan dan terbiasa akan membuat kita bisa dan menjadi luar biasa. Tadinya hanya beberarapa paragraf lambat laun akan bisa menulis beberapa cerita sampai nanti bisa menjadi sebuah buku. Buku kumpulan cerita yang tidak diterbitkan hanya saja dikumpulkan dan di satukan jadi tumpukan kertas yang berisi cerita.
Keinginan untuk terus menulis selalu ada namun demikian rasanya masih sangat susah. mudah-mudaham dengan tulisan ini menjadi awal bangkitnya keinginan saya untuk menulis.

"Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah" Pramoedya Ananta Toer
Menulislah maka kamu akan abadi selamanya..............

#MasihBelajarMenulis

Kamis, 29 Maret 2018

MENGADA LAH UNTUK KAYA RAYA



Hidup itu tidak sekedar hidup tetapi hidup yang bermanfaat untuk orang lain. “kalo hidup sekedar hidup, babi di hutan juga hidup, kalo hidup sekedar hidup kera di hutan juga hidup” kata Hamka. Hidup sebenar-benarnya hidup adalah hidup yang bermanfaat untuk orang lain serta lingkungan sekitarnya. Sudahkah kita bermanfaat?
Katanya kita harus menerima apapun yang diberikan kepada kita tetapi kenapa kita masih diwajibkan untuk berusaha?. Kalo masih ngoyo kerja katanya tidak mensyukuri, kalo tidak kerja katanya malas, kan nasib suatu kaum hanya bisa dirubah oleh kaum itu sendiri. Ada yang kontradiktif dalam pemahaman dan pemikiran saya. Bagaimana saya seharusnya? Sudah bersyukur saja seperti ini atau terus berusaha terus mengada agar bisa kaya raya?.
Hakikat hidup itu adalah mengada, tidak sekedar ada. Mengada adalah sebuah bentuk eksistensi dari individu membersamai ruang dan waktu. Karena jika sekedar ada maka hanya akan lapuk dan tertelan oleh ruang dan waktu. Mengada adalah adaptasi individu terhadap ruang dan waktu, agar mereka tidak menjadi aneh karena tidak tepat ruang dan waktu. Mengada juga tidak hanya sekedar membersamai ruang dan waktu tetapi menjadikan kita punya peran dalam ruang dan waktu seseorang. Sebab posisi kita mempengaruhi individu-individu lainnya yang bersinggungan dengan ruang dan waktu yang dekat dengan kita. Ketika saya naik tidak begitu dengan anggapan si Toro justru bisa malah dianggap turun. Apapun itu kegiatan mengada yang sudah dilakukan harus disyukuri dan dinikmati apapun hasil dan dampaknya. Kalo boleh memilih tentu hasil yang baik, tetapi hasil itu bukan dimensi kita sebab hasil itu merupakan kuasa Tuhan. Di sinilah proses kita ada tanpa perlu mengada.
Saya meminjam ungkapan pidi baiq yang menyatakan “pesimis positif” pesimis dalam arti kita tidak mengharapkan apa-apa tetapi kita tetap positif untuk terus selalu berusaha. Kita mengada dan setelah itu bersiap untuk sekedar ada, menunggu hasil dari mengada yang dilakukan sebelumnya. Jadi mengada lah karena mengada adalah hakikat hidup.
Lalu kenapa harus mengada? Mengada untuk apa? Jawabnya yaitu, Pertama membuktikan diri bahwa saya hidup karena hakikat hidup adalah mengada, jika tidak mengada maka berarti saya adalah mayat hidup. Kedua, menunjukkan bahwa saya punya peran dan pengaruh terhadap individu lain dan masyarakat atau lingkungan sekitar. Ketiga mengada untuk kaya raya. Mengada untuk kaya raya adalah membersamai ruang dan waktu dan hasilnya saya punya banyak uang dan banyak harta. Lalu untuk apa kaya? bukannya tanpa kaya raya tanpa harta masih bisa tetap hidup, bisa mengada. Ini lah point utamanya posisi mengada akan bisa lebih luas jika banyak uang anda bisa membantu saudara anda yang kesusahan dalam ekonomi, kesusahan dalam berobat dan kesusahan dalam hal apapun berkaitan dengan ekonomi. Bukan untuk disombongkan tetapi itulah mengada dan bermanfaat untuk orang lain. Maka MENGADA lah Untuk KAYA RAYA sampai kamu bisa membantu saudaramu, keluargamu tanpa kamu takut kehilangan kekayaan dan hartamu sebab tidak semua orang bisa mengada dengan cara dan hasil yang sama. Maka jika diberikan kesempatan untuk MENGADA dan bisa KAYA RAYA lakukanlah segerakanlah sebab banyak yang menunggu dirimu mengada untuk membantu dirinya. Tak perlu ia meminta datanglah engkau yang sudah kaya raya itu untuk mengada kepada mereka. Sekali lagi ini bukanlah kesombongan tetapi panggilan jiwa. Mengada untuk kaya raya dan membaginya untuk sesama.

Jumat, 08 September 2017

Stasiun Inspirasi

Modernitas menuntut mobilitas yang tinggi, dalam hal apapun tak sekedar urusan pekerjaan atau bisnis. Urusan keluarga bahkan agama butuh mobilitas tingkat tinggi. Bagi yang punya mobilitas tinggi pasti akrab dengan sarana transportasi umum ataupun kendaraan milik pribadi. Apapun medianya yang jelas setiap perjalanan pasti akan punya cerita yang berbeda meskipun titil awalnya sama dan tujuan akhirnya juga sama.
Saya sudah akrab dengan alat transportasi umum terutama kereta api.  Tahun 2012 akhir smpai 2014 akhir, hampir setiap bulan bahkan atau dua minggu sekali saya naik kereta api. Pemalang-Semarang entah berapa kali sudah saya lewati bersama kaligung atau kamandaka. Beberapa bulan ini saya kembali akrab dengan kereta api. Tp bukan lagi pemalang-semarang yang dilewati, purwokerto-yogyakarta atau sebaliknya adalah tujuan saya saat ini. Dari jalur utara jawa tengah berpindah ke jalur selatan jawa tengah. Tak mengapa karena selalu punya cerita dibalik setiap perjalanan.
Trasnportasi ini adalah tempat permenungan yang bisa memunculkan banyak inspirasi tak hanya itu ditempat ini bahkan bisa menjadi silaturahmi. Dari kereta api saya bisa belajar banyak mulai dari sabar menanti, antri, bahkan diskusi dan silaturahmi.  Ketika menunggu distasiun seringkali melamun merenung atau bahkan berpikir tiba-tiba AHA ada saja ide, inspirasi atau semacam pencerahan yang muncul.  Ide, inspirasi dan pencerahan yang bisa dilakukan untuk mengurangi permasalahan yang sedang dihadapi.
Dikereta yang kosong juga bisa begitu,  kereta kosong adalah tempat permenungan yang asyiikkk dan sempurna menurut saya.  Imaginasi bisa terbang kemana-mana, ingat orang tua,  bersyukur dan kembali menata semangat untuk menata masa depan yang lebih baik. Imaginasi dan permenungan otomatis dilakukan ketika kereta kosong. Ya itu saya, anda bagaimana?  Cobalah naik kereta yang kosong.  Kosong bukan berarti tidak ada penumpang sama sekali melainkan sepi penumpang.
Di kereta yang ramai pun masih ada yang bisa menginspirasi. Silaturahmi otomatis terjalin di banyak kursi yang memunculkan banyak topik diskusi dari banyak orang yang tidak saling kenal. Tak perlu tau nama atau bahkan profesi, cukup tahu tujuan kemana dan asal dari mana sudah bisa membuka diskusi.  Diskusi yang akan memberi banyak inspirasi.  Bagi anak muda beruntunglah jika bertemu bapak bapak atau ibu ibu yang tak pelit berbagi kisah hidup mereka yang fantastis. Karena belajar itu bisa di mana saja kapan saja dan dengan siapa saja.  Jika bertemj dengan ahli agama anda bisa belajar agama di kereta api, jika anda bertemu dosen atau guru anda bisa belajar tentang pendidikan.  Dan jika anda bertemu dengan bos atau pengusaha anda bisa ikut bekerja dg belaiu atau menjalin bisnis bersama.
Kereta api itu alat transportasi yang menginspirasi,  tempatnya banyak muncul inspirasi. Jila tempat berhenti kereta api adalah stasiun maka kereta api adalah stasiun inspirasi terutama bagi saya sendiri.  #jumatyangmasihpagimenujupurwokerto
#joglokertopagiini

Rabu, 23 Agustus 2017

MERDEKA itu....

Hampir selepas masa sekolah tak pernah lagi menikmati upacara memperingati kemerdekaan Republik Indonesia. Mungkin pernah sekali upacara dan itu sekaligus menandai saya sebagai mahasiswa,  itu tahun 2007 sekarang 2017 dan saya tidak mengikuti upacara kemerdekaan. Tapi tidak selama itu tidak memperingati kemerdekaan dengan tidak ikut upacara semasa manjadi guru saat PPL dan saat mengabdikan diri sebagai guru juga pernah ikut upacara 17an.
Padahal upacara itu panas berdiri lama capek tetapi entah kenapa ada rasa kangen untuk ikut upacara. Saya tidak upacara karena memang tifak ada yang mewajibkan untuk upacara. Itu orang yang upacara juga mungkin saja motifnya karena tugas dari instansi di mana mereka bekerja.  Tidak sepenuhnya dari kemauan mereka sendiri. Saya juga tidak upacara saya juga tidak khusyu nonton upacara di tv. Saya cuma mengantar dan menjemput istri yang melaksnakan upacara 17an. Ya setidaknya itu cara saya merayakan dan memperingati kemerdekaan Republik Indonesia. Kalo anda seperti apa?
Lantas apakah yang tidak ikut upacara itu tidak menghargai kemerdekaan? Jawabanya belum tentu,  sebab seperti dikatakan tadi bahwa yang upacara itu juga karena tuntutan pekerjaan bukan karena kemauan sendiri.  Bisa jadi justru yang upacara juga tidak menghargai kemerdekaan. Orang yang tidak upacara tetapi ternyata di rumah mereka menonton upacara di instana yang disiarkan di TV dengan khusyu siapa tahu.  Ya semoga baik yang upacara dan yang tidak upacara sama sama menghargai kemerdekaan dan jasa para pahlawan yang telah berjuang demi kemerdekaan republik Indonesia.
Merdeka itu bebas dari penjajah, ya itu dulu, merdeka juga bisa dikatakan kebebasan dalam berpendapat,  dalam berkreasi dalam berekpresi dan lain lain.  Merdeka itu bebas sebebas bebasnya asal tidak mengganggu orang lain. Bebas tapi tidak mengganggu orang lain itu seperti apa?. Seseorang bisa melakukan apa saja asal tidak merugikan orang lain,  kalo merugikan jangan dilakukan.  Lihat sikon nya, bisa saja merugikan dan mengganggu orang lain karena tempatnya salah jadi tinggal pindah tempat saja di mana tidak ada yang merasa terganggu dan anda bebas melakukan kegiatan yang disukai.
Saling menghargai, menghormati akan berbuah hati yang damai dan kondisi lingkungan aman.
Mari terus berkarya dan bekreasi dengan saling menghormati dan menghargai sebagai bukti kemerdekaan ini tak kosong tapi berisi dan berarti. #agustus yang nasionalis #jayalahsendiriIndonesia

Selasa, 01 Agustus 2017

Antara Tugas Pekerjaan dan Kewajiban Sebagai Anak

Pagi itu hari minggu masih tanggal 30 Agustus 2017. Berangkatlah saya menuju tempat kerja yg menempuh waktu kurang lebih satu setengah jam perjalanan. Sampai di sana sana langsung saja ada diskusi membahas kegiatan yang akan dilaksanakan esok hari. Banyak yang harus dikerjakan hari itu untuk menyiapkan kegiatan esok harinya. Ada telpon berdering di HP ku entah sudah berapa kali telpon tersebut berdering namun aku tak menyadarinya. Saking seriusnya ngobrol dan diskusi atau justru karena memang tidak fokus. Entahhlahhh, ketika akan menunuaikan tugas berikutnya baru sadar bahwa HP di dalam tas berdering. Telpon diterima dan di suruh nelpon balik ke om,  setelah ngobrol apa yang menjadi pesan pokok telpon gagal disampaikan oleh omku. Akhirnya mamahku yang berbicara "bapak sakit,  di rumah sakit" kata mamahku, otomatis sy jawab "aku masih ditempat tugas,  ya nanti aku pulang".
Saya selesiakan tugas saya yang masih bisa diselesaikan selepas itu langsung bergegas pulang.
Perjalanan pulang ditempuh kurang lebih selama 4 jam, sekitar pukul 13 sy meluncur dan sampai sekitar pukul 17. Entah apa yang dirasakan bapak,  bapak seperti biasa saja tetapi berbicaranya sekarang agak susah (pelo). Apapun itu tak masalah yang terpenting adalah bapak sehat. Memang ada yang tidak dapat digambarkan oleh kata, sebab aku tahu ketika engkau (bapak)  tersenyum kepadaku cinta tak perlu lagi kucari darimu, (ngutip). Semoga segera pulih dan kembali seperti semula.
Tak banyak yang bisa dilakukan, hanya doa untuk bapak untuk mamah dan simbah semoga sehat selalu.  Selalu berdoa agar ketika moment2 yang membahagiakan bapak dan mamah bisa membersamai dan ikut menjadi saksi.  Minimal hantarkan sibontot paripurna dalam segala hal berkaitan dg kehidupannya.
#awalagustusygnasionalis

Selasa, 25 Juli 2017

1st Wd

Setahun yang lalu ditanggal yang sama dengan hari ini aku mengucapkan sumpah,  aku mengucapkan janji. Janji itu disaksikan oleh banyak saksi bahkan ada dua saksi yang harus bertandatangan hitam di atas putih. Bahkan negara (pemerintah) mengabadikan janji saya ini dalam sebuah buku yang dicetak oleh kementrian agama.
Setahun setelah itu ya hari ini, tidak ada yang spesial aktifitas tetap berjalan seperti hari biasanya. Kalender seperti sebuah pengingat sebuah penanda bahwa kita harus terus berusaha. Hanya bisa berdoa semoga Allah SWT memberi kami (saya dan istri) sebuah keberkahan. Semoga bisa membahagiakan orang tua kami serta bermanfaat bagi keluarga dan banyak orang.
Mengingat stahun yanv lalu dan beberapa perjalanan menyenangkan yang kita lewati bersama https://youtu.be/46sWkjzhcpw
Terima kasih sudah menemani perjalanan ini selama setahun,  terima kasih sudah mengisi lorong waktuku selama setahun. Masih banyak tahun tahun lagi di depan yang harus dijalani.  Tetap jadi teman hidupku dalam mengarungi perjalanan ini.
#25 juli yang semilir

Selasa, 11 Juli 2017

Guruku engkau ku banggakan

Di sudut stasiun lempuyangan sembari menunggu kedatangan kereta yang akan mengatarkanku ke stasiun purwokerto saya bermain HP.  Saya tidak sendiri banyak calon penumpang kerata lainnya yang menunggu kereta datang dan mengatarkan ke tempat tujuannya.  Semua sibuk, sibuk mengisi waktu menunggu kereta dengan kegiatan masing masing,  ada yang bermain HP,  ada yang ngobrol ada yg makan dan minum setelahnya, ada yang merokok ditempat khusus perokok ada yang bermain main bersama saudara atau anaknya dan lainnya sebagai kegiatan untuk mengisi waktu seraya menunggu kedatangan kereta. Keretaku kali ini mengalami keterlambatan sekitar 30 menit, tidak hanya Kereta yang saya akan naiki yang terlambat,  dari pengumuman pihak stasiun dapat diketahui bahwa beberapa perjalanan kereta hari ini mengalami keterlambatan. Kereta terlambat itu sudah biasa,  kata lagu iwan fals.  Tak masalah biar terlambat yang penting selamat.
Tak kunjung datang kereta tumpanganku, terus saja aku memainkan HP dan membuka beberapa sosmed yang saya punya.  Secara sadar dan sengaja saya membuka WA dan ada info salah seorang guru saya saat di semarang mengisi sebuah acara di kampus di kota tegal. Alangkah bangganya saya ketika melihat brosur info seminar tersebut, dalam hati saya berucap itu guru saya dulu.
Tak perlu harus mengisi seminar semacam itu serta dengan wajah yang terpampang di brosur atau pamflet. Semua guru yang baik pasti akan selalu dibanggakan oleh muridnya sekalipun beliau itu tak ikut mengisi seminar prosiding atau yang lainnya.  Alangkah lebih bangganya sang murid jika tahu gurunya itu mengisi seminar seminar atau kegiatan lain di mana beliau menjadi tokoh utama, alangkah bangganya sang murid jika karya karya gurunya menjadi fenomenal dan digunakan banyak orang.  Tak harus ada gambar,  cukup ada berita identitas si guru yang jelas sang murid akan dengan bangga menyebut,  "itu guru saya".
Bagaimana jika sang guru yang melihat si murid ada di posisi seperti diceritakan di atas?  Apakah sama reaksinya?  "dia dulu murid saya" dengan bangga sang guru mengatakan, akankah begitu sy juga tidak tahu, karena baru beberapa tahun menjadi guru. Perlu bertanya dengan para senior,  atau menunggu jawaban seraya berjalannya waktu.
"Setiap guru itu murid, jangan berhenti belajar" kata Gus Candra Malik.  Apapun itu kita semua adalah murid,  dan bagaimanapun kita harus tetap menghormati guru kita,  bahkan membanggakan beliau, tidak malu pernah di ajar beliau. Untuk semua guruku akan sy ceritakan kepada anak saya tentang bapak ibu yang saya banggakan yang mengantarkan saya sampai ke titik sekarang ini.  Salam hormat saya untuk bapak ibu guru.