-->

Kamis, 29 Maret 2018

MENGADA LAH UNTUK KAYA RAYA



Hidup itu tidak sekedar hidup tetapi hidup yang bermanfaat untuk orang lain. “kalo hidup sekedar hidup, babi di hutan juga hidup, kalo hidup sekedar hidup kera di hutan juga hidup” kata Hamka. Hidup sebenar-benarnya hidup adalah hidup yang bermanfaat untuk orang lain serta lingkungan sekitarnya. Sudahkah kita bermanfaat?
Katanya kita harus menerima apapun yang diberikan kepada kita tetapi kenapa kita masih diwajibkan untuk berusaha?. Kalo masih ngoyo kerja katanya tidak mensyukuri, kalo tidak kerja katanya malas, kan nasib suatu kaum hanya bisa dirubah oleh kaum itu sendiri. Ada yang kontradiktif dalam pemahaman dan pemikiran saya. Bagaimana saya seharusnya? Sudah bersyukur saja seperti ini atau terus berusaha terus mengada agar bisa kaya raya?.
Hakikat hidup itu adalah mengada, tidak sekedar ada. Mengada adalah sebuah bentuk eksistensi dari individu membersamai ruang dan waktu. Karena jika sekedar ada maka hanya akan lapuk dan tertelan oleh ruang dan waktu. Mengada adalah adaptasi individu terhadap ruang dan waktu, agar mereka tidak menjadi aneh karena tidak tepat ruang dan waktu. Mengada juga tidak hanya sekedar membersamai ruang dan waktu tetapi menjadikan kita punya peran dalam ruang dan waktu seseorang. Sebab posisi kita mempengaruhi individu-individu lainnya yang bersinggungan dengan ruang dan waktu yang dekat dengan kita. Ketika saya naik tidak begitu dengan anggapan si Toro justru bisa malah dianggap turun. Apapun itu kegiatan mengada yang sudah dilakukan harus disyukuri dan dinikmati apapun hasil dan dampaknya. Kalo boleh memilih tentu hasil yang baik, tetapi hasil itu bukan dimensi kita sebab hasil itu merupakan kuasa Tuhan. Di sinilah proses kita ada tanpa perlu mengada.
Saya meminjam ungkapan pidi baiq yang menyatakan “pesimis positif” pesimis dalam arti kita tidak mengharapkan apa-apa tetapi kita tetap positif untuk terus selalu berusaha. Kita mengada dan setelah itu bersiap untuk sekedar ada, menunggu hasil dari mengada yang dilakukan sebelumnya. Jadi mengada lah karena mengada adalah hakikat hidup.
Lalu kenapa harus mengada? Mengada untuk apa? Jawabnya yaitu, Pertama membuktikan diri bahwa saya hidup karena hakikat hidup adalah mengada, jika tidak mengada maka berarti saya adalah mayat hidup. Kedua, menunjukkan bahwa saya punya peran dan pengaruh terhadap individu lain dan masyarakat atau lingkungan sekitar. Ketiga mengada untuk kaya raya. Mengada untuk kaya raya adalah membersamai ruang dan waktu dan hasilnya saya punya banyak uang dan banyak harta. Lalu untuk apa kaya? bukannya tanpa kaya raya tanpa harta masih bisa tetap hidup, bisa mengada. Ini lah point utamanya posisi mengada akan bisa lebih luas jika banyak uang anda bisa membantu saudara anda yang kesusahan dalam ekonomi, kesusahan dalam berobat dan kesusahan dalam hal apapun berkaitan dengan ekonomi. Bukan untuk disombongkan tetapi itulah mengada dan bermanfaat untuk orang lain. Maka MENGADA lah Untuk KAYA RAYA sampai kamu bisa membantu saudaramu, keluargamu tanpa kamu takut kehilangan kekayaan dan hartamu sebab tidak semua orang bisa mengada dengan cara dan hasil yang sama. Maka jika diberikan kesempatan untuk MENGADA dan bisa KAYA RAYA lakukanlah segerakanlah sebab banyak yang menunggu dirimu mengada untuk membantu dirinya. Tak perlu ia meminta datanglah engkau yang sudah kaya raya itu untuk mengada kepada mereka. Sekali lagi ini bukanlah kesombongan tetapi panggilan jiwa. Mengada untuk kaya raya dan membaginya untuk sesama.