Inilah ini tulisan saya dan
itulah itu, ya itu apa saja terserah anda apa yang disebut dengan itu. Hanya sekadar
mengisi waktu luang dan sedikit berkeluh kesah. Karena menulis puisi tidak bisa
menulis cerita juga tidak bisa, apa lagi membaca puisi, tapi saya bisa membaca
cerita. Cerita apa yang bisa saya baca? Ya cerita tentang apa yang saya alami. Bagaimana
ceritanya tiliki baeee yuhhhhhhhhh!!!!
Ceritanya berawal dari saya
menulis ini dan karena saya hanya bisa membaca cerita tidak menulisnya maka
saya tidak jadi menulis cerita. Terima kasihhhhhh sekiannn....
Eehhh
Ehhhhhh
Ehhhhh
ehhh tunggu dulu ada teman saya
datang dia adalah dia si Otong yang suka makan nasi. Barang kali dia bisa
membantu menuliskan dan saya membaca ceritanya. “Tong mau kah kau membantu saya
menuliskan cerita dari cerita yang saya baca?” tanya saya. Karena otong adalah
teman yang baik maka Otong tidak mengucapkan apa-apa hanya mengangguk saja sebagai
tanda bahwa dia mau membantu saya menuliskan cerita yang saya baca.
Saya bercerita dan Otong pun
menuliskannya sesuai dengan apa yang saya katakan yang merupakan pelafalan dari
hasil membaca.
Empat buah titik dapat dibuat
menjadi segiempat jika ditarik garis lurus dari masing-masing titik. Kali ini
berbeda ada empat titik tetapi tidak dapat dibuat menjadi segiempat melainkan
segitiga. Bagaimana bisa? Ya jelas bisa karena itu hanya anggapan saya saja. Belum
tentu menurut anggapan oranag lain. Ini adalah hasil duga-duga serta otak-oatik
matuk, layaknya ahli filsafat yang sedang mencari kebenaran. Saya pun ragu
apakah itu benar atau tidak karena di dunia ini tidak ada yang pasti yang pasti
hanya satu yaitu keragu-raguan. Untuk mengurangi keraguan maka saya berfikir
bahwa saya tidak ragu. Seperti kata Descrates “cogito ergosum” saya berfikir
maka saya ada. Anggap saja sama dengan Saya berfikir tidak ragu berarti saya
yakin.
Saya tidak tahu filsafat hanya
supaya lebih menarik saja. Keempat titik tadi adalah tempat atau lebih tepatnya
kota yang bersejarah untuk saya. Empat kota tersebut pada peta menurut letaknya
dan menurut prakiraan saya jika ditarik garis menghubungkan kota-kota tersebut
tidak dapat menjadi segiempat. Kenapa demikian? Karena ada tiga titik yang apa
bila ditarik garis menjadi menyambung panjang segaris. Itu menurut saya teserah
menurut anda.
Empat kota tersebut yaitu
Pemalang, Purwokerto, Tegal dan Smarang. Saya menganggap bahwa letak Pemalang,
Tegal dan Semarang adalah satu lintasan atau segaris atau apalah menyebutnya
teserah saja, bisa dilihat di dalam peta. Stop lihaatnya jangan Peta Arab atau
amerika tapi Indonesia, kalo belum terlihat lihatlah Peta yang lebih sempit
yaitu peta propinsi tentu saja jangan peta propinsi Papua tidak dapat dilihat
itu kota pemalang dan 3 lainnya tadi. Lihat peta Jawa Tengah untuk melihat
keempat kota tadi.
Kenapa saya anggap bersejarah? Ya
karena merasa penting saja untuk. Pemalang adalah kota kelahiran saya tempat
saya besar dan dibesarkan. Di KTP saya pun tertera tempat Lahir di Pemalang dan
di keluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia, Propinsi Jawa Tengah,
Kabupaten Pemalang, Kecamatan Pemalang. Purwokerto ada saudara saya di sana
kakak saya juga kuliah di sana dulu waktu masih kuliah sekarang sudah tidak. Saya
sering bolak-bolak ke sana dan banyak ilmu yang saya dapat di sana. Sekarang pun
ada yang membuat saya bolak-bolak kesana. Tegal kota yang sudah memberi saya
banyak pelajaran dan ilmu pengetahuan. Sudah memperkenalkan saya dengan yang
namanya merantau ya walaupun dekat dengan kota asal. Saya sudah mendapat
kenang-kenang dari Tegal, 3 buah lembar kertas yang bertuliskan Nama saya dan
penghargaan untuk saya. Padahal di kertas tersebut tidak ada kata-kata tegal
melainkan Semarang dan Pemalang. Lebih kurang 4 tahun saya di tegal dan sudah
mengeruk banyak ilmu. Sekarang saya ada di Semarang, karena sumber ilmu,
pengetahuan dan pelajaran lainya yang berada di tegal sudah banyak saya ambil
serta kontrak 4 tahun yang sudah selesai. Saya di Semarang dikontrak selama 2
tahun untuk mengekplorasi apa saja yang ada di semarang yang bermanfaat untuk
saya dan orang lain, terhitung mulai September 2012. Saya berharap kontraknya
tidak diperpanjang dan mendapat kenang-kenangan seperti dari kota tegal tetapi
lebih bagus lagi maklumlahhh semarang kan ibu kota propinsi jadi saya berharap
dapat kenang-kenangan yang lebih baik daripada apa yang saya dapat dari tegal.
Setelah dari semarang kemana
lagi? Saya belum tahu, apalagi orang lain (anda). Apakah akan ada yang melengkapi
menjadi segiempat atau tetap segitiga?. Apapun itu semoga dapat bermanfaat
untuk orang lain, masyarakat keluarga, desa, kecamatan, kabupaten/kota,
propinsi, bangsa dan negara, dunia, agama dan alam semesta.
Itulah cerita yang saya baca dan ditulis oleh Otong. Terimakasih Otong.
# Semarang, 15 Februari
2013
di Musim penghujan yang
sering kepanasan