Hanya Sebuah Perayaan (perjuangan belum berakhir)
17 dan 18 Oktober 2011 merupakan hari yang bersejarah bagi
sebagian mahasiswa UNNES. Pada tanggal tersebut secara resmi mereka menyandang
gelar yang diperoleh melalui perjuangan yang sangat berat selama menjadi
mahasiswa. Ahli Madya, Sarjana, Magister, dan Doktor sebutan yang layak
disandangkan kepada mereka. Saya termasuk dalam salah satu mahasiswa tersebut, kebahagiaan
dan kebanggaan menyertai semua orang termasuk saya. Layaknya ibu hamil yang telah
melahirkan anaknya, UNNES pada hari itu telah melahirkan anak-anaknya. Anak yang
kelak kemudian hari akan membangun bangsa Indonesia, anak yang dapat bermanfaat
bagi kemaslahatan orang banyak.
Tak ada muka suram yang ada hanyalah senyum dan kegembiraan,
tak hanya para mahasiswa, keluarga merekapun senyum melihat salah satu
keluargnya telah menempuh pendidikan dan dinyatakan lulus pada hari itu.
Kebanggaan dan kegembiraan selalu mengiringi para orang tua yang menyaksikan
anaknya menjadi seorang yang menyandang gelar pendidikan tinggi, tak seperti orang
tuanya yang tidak mengenyam pendidikan tinggi. Semua orang larut dalam
kebahagiaan dan melupakan sejenak tentang masalah-masalah yang menerpanya. Bagi
sebagian mahasiswa upacara peresmian gelar pendidikan ini memang sebuah
kebahagiaan, karena di luar mereka sudah mempunyai pekerjaan yang dapat membantu
mereka bertahan hidup atau mempertahankan diri mereka sendiri. Sebagian
mahasiswa yang lain belum tentu seperti itu, kebahagiaan mereka saat itu hanya
kamuflase belaka, mereka masih memikirkan, mau dibawa kemana gelar pendidikan
ini?.
Setelah lulus kuliah kemudian belum mendapatkan pekerjaan
hanya menambah beban orang tua dan menambah angka pengangguran di Indonesia. Itulah
perasaan saya yang mungkin juga dirasakan oleh orang yang bernasib sama seperti
saya. Seperti kata SO7 “hidup itu bukan untuk berdiam diri, hidup ada untuk
kita jalani. Cobaan bukan untuk ditakuti, cobaan harus kita hadapi”. Sepertinya
ini merupakan cobaan yang harus saya hadapi. “Pesta pasti berakhir” begitu kata
bang Haji Rhoma Irama. Peresmian gelar pendidikan tinggi tersebut hanyalah
sebuah perayaan bukanlah suatu kebahagiaan yang hakiki. Perjuangan belum
berakhir, justru perjuangan untuk menjadi orang yang lebih baik dan bermanfaat
bagi orang banyak berawal dari sini. Jika diibaratkan seorang pelaut ini adalah
pelabuhan yang harus kita singgahi untuk mengumpulkan bekal yang
sebanyak-banyaknya sebelum kembali berlayar menuju pulau-pulau atau
pelabuhan-pelabuhan berikutnya. MOVE ON & BE BRAVE!
Apa yang diperoleh
saat ini tentu saja tidak karena diri sendiri, banyak orang yang berpengaruh
menjadikan diri ini seperti sekarang ini. Untuk itu saya ingin berterimakasih
kepada semua yang telah mempengaruhi saya, dan mohon maaf atas semua kesalahan
saya. Semoga segala amal baik diterima Allah SWT.