-->

Sabtu, 09 November 2013

Miniatur Kehidupan (Rumah Sakit)

Sore menjelang petang masih di 8 November 2013. Selalu saja ingin memaknai hujan yang turun hari ini, seperti ingin mencari tahu arti hidup ini. Lahir hidup mati, 3 kata sederhana namun banyak arti, banyak makna, banyak penafsiran. Saya hanya ingin bercerita tentang tempat aneh, tempat ini adalah miniatur kehidupan. lahir, hidup, mati semuanya ada di sini. Tempat ini adalah Rumah Sakit, saya anggap tempat ini adalah tempat yang aneh, anda pasti sudah mengetahuinya, entah anda menganggapnya tempat apa?.
Alhamdulillah kemarin hari Rabu 6 November 2013 resmi saya menyandang status sebagai paman. Paman dari anak kakak saya, istri kakak saya melahirkan seorang gadis yang cantik juga lucu. Sebelum kelahirannya saya sempat menunggui hari selasa sampai rabu pagi di Rumah Sakit. Selama di rumah sakit tersebut banyak pikiran saya entah berloncatan kemana, sebagian yang akan saya tulis di bawah dan yang sudah tertulis di atas terispirasi saat di rumah sakit tersebut. Sampai-sampai saya tulis status facebook seperti berikut ini ”ada sedih ada senang, ada kebersamaan ad jg keegoisan,, ksakitan dan kenikmatan,,, kebingungan kaum kaum inferior, dan pembanggaan diri kaum superior. humanis it semestinya tp bnyk cerita yg mgatakan tdak dmikian.
tempat ini aneh penuh permenungan walaupun tdak berniat utk itu”.
Dari status tersebut saya sebenarnya ingin mengatakan bahwa di Rumah Sakit itu ada Sedih dan ada Senang. Senang karena banyak anak yang lahir di tempat ini, ibu bapak dan keluarga pasti akan merasa senang atas kelahiran anaknya, adiknya, tidak mungkin kakaknya, cucunya, keponakannya apapun itu pokokmen masih dalam ikatan keluarga. Seperti dua sisi mata uang ada disatu sisi ada senang di sisi lain ada sedih. Sedih karena tidak sedikit orang yang meninggal di tempat ini, keluarga yang kedapatan saudaranya meninggal pasti bersedih dan berlinang air mata saking sedihnya ditinggal salah satu dua tiga atau bahkan lebih dari anggota keluarganya. Harus sedih atau harus senang? Sedih kalo memang harus sedih, dan senang kalo memang harus senang, tapi jangan jadikan kesedihan sebagai pembenaran untuk sebuah keluh mengeluh, bukang melenguh.
Ada kebersamaan ada juga keegoisan, lagi sebuah keanehan yang terdapat di tempat ini. Di sini ada kebersamaan ada juga keegoisan. Kebersamaan itu dapat dilihat dari bagaimana keluarga yang salah satu anggotanya di rawat di sini bergantian dan bersama menjaga, menjenguk, membantu anggota keluarganya yang sedang dirawat. Kebersamaan juga dapat dilihat ari beberapa petugas yang bekerja secara bersama-sama dan kompak dalam menangani pasiennya. Selain kebersamaan ada juga keegoisan di tempat ini, hal ini dapat dilihat saat seseorang masuk ke tempat ini dan ada beberapa anggota keluarga yang bertentangan masalah penempatan ruangan yang akan dipakai. Terkadang pertentangan ini menimbulkan masalah yang berkepanjangan di dalam keluarganya, padahal hanya masalah sepele. Inilah sebab saya sebut ada keegoisan di tempat ini, orang yang masih satu keluargapun selalu ingin menang sendiri dan menganggap pendapatnya paling benar tanpa mempedulikan pendapat orang lain.
Berikutnya adalah perbedaan yang mencolok antara sie kaya dan sie miskin, kaum inferior ditempat ini akan mengalami kebingungan dan kesedihan yang amat sangat, ada yang rajin telepon ada yang mondar-mandir, ada yang mukanya lusuh namun pura-pura tegar, itu semuanya adalah karena kebingungan. Ya bingung bagaimana nanti cara membayar biaya perawatan selama di tempat ini. Yang telpon menelpon teman keluarga atau bahkan lintah darat untuk dapat diberi pinjaman uang, yang modar-mandir dan muka lusuh juga sama sedang berfikir bagaimana membiayai perawatan juga uang untuk menebus resep obat. Banyak tingkah aneh di sini berkaitan dengan hal tersebut. Orang yang tergolong dalam kaum ini cenderung berada di kamar murah dan pelayanan yang terkesan alakadarnya. Bahkan perlakuan dari pihak di tempat ini juga berbeda. Sementara kaum Inferior bingung, kaum superior justru membanggakan diri, mungkin bukanya membanggakan diri tetapi hanya ingin memberikan perawatan yang maksimal bagi anggota keluarganya yang sakit. Sejatinya tujuannya adalah baik namun, tidak sedikit orang yang memang membanggakan diri atas hal tersebut. Seperti sudah dikatakan sebelumnya, pelayanan yang diberikan untuk kaum superior ini pun sangat-sangat jauh dibandingkan kamu inferior. Kamu Inferior alakadarnya, kaum superior apa maunya, kira-kira seperti itulah saya menyebutnya.
Seharunya tempat ini humanis karena tempat ini adalah tempat pelayanan masyarakat. Namun banyak cerita yang beredar bahwa tempat ini tidak seperti yang seharusnya yaitu humanis. Banyak oknum pegawainya yang terkadang menyepelekan pasiennya, apalagi jika sudah terlihat dia dari golongan inferior. Terkadang pula ada yang tidak mau menerima orang dengan keadaan tertentu terutama berkaitan dengan status kismin. Padahal semua orang berhak mendapat pelayanan kesehatan yang layak, namun justru dari pihak kesehatan sendiri yang membuat diskriminasi dalam pelayanan. Atas dasar itulah saya menyebut tempat ini tidak humanis, padahal jika pasien merasa nyaman dan keluarga juga demikian niscaya kesembuhan akan segera didapat oleh siempunya sakit.
Karena hal di atas jika kita ke tempat ini secara tidak langsung kita bepikir dan termenung akan beruntungnya diri ini dibandingkan dengan orang itu (orang yang ada di rumah sakit). Tidak ingin merenung tapi pasti secara tidak sadar permenungan itu datang dengan sendirinya ke otak. Bersyukur masih diberi sehat dan umur panjang, akan lebih menghormati orang tua terutama ibu saat tahu bagaimana sakitnya dan berbahanya bertaruh nyawa saat melahirkan.
Itulah tempat yang aneh menurut saya sekaligus miniatur kehidupan karena semua aspek kehidupan ada di tempat ini. Tidak ada maksud apa-apa dari tulisan ini hanya sekedar ingin menulis apa yang saya pikirkan dari sekelumit pengalaman saya di rumah sakit. Semoga Semua yang sakit diberi kesembuha oleh Allah SWT. Dan yang masih Sehat semoga selalu konsisten untuk sehat dengan cara menjaganya dengan apapun itu carannya.
SALAM, masih ada mangga harum manis yang tak berbagi.