-->

Sabtu, 16 Februari 2013

4 titik


Inilah ini tulisan saya dan itulah itu, ya itu apa saja terserah anda apa yang disebut dengan itu. Hanya sekadar mengisi waktu luang dan sedikit berkeluh kesah. Karena menulis puisi tidak bisa menulis cerita juga tidak bisa, apa lagi membaca puisi, tapi saya bisa membaca cerita. Cerita apa yang bisa saya baca? Ya cerita tentang apa yang saya alami. Bagaimana ceritanya tiliki baeee yuhhhhhhhhh!!!!
Ceritanya berawal dari saya menulis ini dan karena saya hanya bisa membaca cerita tidak menulisnya maka saya tidak jadi menulis cerita. Terima kasihhhhhh sekiannn....
Eehhh
Ehhhhhh
Ehhhhh
ehhh tunggu dulu ada teman saya datang dia adalah dia si Otong yang suka makan nasi. Barang kali dia bisa membantu menuliskan dan saya membaca ceritanya. “Tong mau kah kau membantu saya menuliskan cerita dari cerita yang saya baca?” tanya saya. Karena otong adalah teman yang baik maka Otong tidak mengucapkan apa-apa hanya mengangguk saja sebagai tanda bahwa dia mau membantu saya menuliskan cerita yang saya baca.
Saya bercerita dan Otong pun menuliskannya sesuai dengan apa yang saya katakan yang merupakan pelafalan dari hasil membaca.
Empat buah titik dapat dibuat menjadi segiempat jika ditarik garis lurus dari masing-masing titik. Kali ini berbeda ada empat titik tetapi tidak dapat dibuat menjadi segiempat melainkan segitiga. Bagaimana bisa? Ya jelas bisa karena itu hanya anggapan saya saja. Belum tentu menurut anggapan oranag lain. Ini adalah hasil duga-duga serta otak-oatik matuk, layaknya ahli filsafat yang sedang mencari kebenaran. Saya pun ragu apakah itu benar atau tidak karena di dunia ini tidak ada yang pasti yang pasti hanya satu yaitu keragu-raguan. Untuk mengurangi keraguan maka saya berfikir bahwa saya tidak ragu. Seperti kata Descrates “cogito ergosum” saya berfikir maka saya ada. Anggap saja sama dengan Saya berfikir tidak ragu berarti saya yakin.
Saya tidak tahu filsafat hanya supaya lebih menarik saja. Keempat titik tadi adalah tempat atau lebih tepatnya kota yang bersejarah untuk saya. Empat kota tersebut pada peta menurut letaknya dan menurut prakiraan saya jika ditarik garis menghubungkan kota-kota tersebut tidak dapat menjadi segiempat. Kenapa demikian? Karena ada tiga titik yang apa bila ditarik garis menjadi menyambung panjang segaris. Itu menurut saya teserah menurut anda.
Empat kota tersebut yaitu Pemalang, Purwokerto, Tegal dan Smarang. Saya menganggap bahwa letak Pemalang, Tegal dan Semarang adalah satu lintasan atau segaris atau apalah menyebutnya teserah saja, bisa dilihat di dalam peta. Stop lihaatnya jangan Peta Arab atau amerika tapi Indonesia, kalo belum terlihat lihatlah Peta yang lebih sempit yaitu peta propinsi tentu saja jangan peta propinsi Papua tidak dapat dilihat itu kota pemalang dan 3 lainnya tadi. Lihat peta Jawa Tengah untuk melihat keempat kota tadi.
Kenapa saya anggap bersejarah? Ya karena merasa penting saja untuk. Pemalang adalah kota kelahiran saya tempat saya besar dan dibesarkan. Di KTP saya pun tertera tempat Lahir di Pemalang dan di keluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia, Propinsi Jawa Tengah, Kabupaten Pemalang, Kecamatan Pemalang. Purwokerto ada saudara saya di sana kakak saya juga kuliah di sana dulu waktu masih kuliah sekarang sudah tidak. Saya sering bolak-bolak ke sana dan banyak ilmu yang saya dapat di sana. Sekarang pun ada yang membuat saya bolak-bolak kesana. Tegal kota yang sudah memberi saya banyak pelajaran dan ilmu pengetahuan. Sudah memperkenalkan saya dengan yang namanya merantau ya walaupun dekat dengan kota asal. Saya sudah mendapat kenang-kenang dari Tegal, 3 buah lembar kertas yang bertuliskan Nama saya dan penghargaan untuk saya. Padahal di kertas tersebut tidak ada kata-kata tegal melainkan Semarang dan Pemalang. Lebih kurang 4 tahun saya di tegal dan sudah mengeruk banyak ilmu. Sekarang saya ada di Semarang, karena sumber ilmu, pengetahuan dan pelajaran lainya yang berada di tegal sudah banyak saya ambil serta kontrak 4 tahun yang sudah selesai. Saya di Semarang dikontrak selama 2 tahun untuk mengekplorasi apa saja yang ada di semarang yang bermanfaat untuk saya dan orang lain, terhitung mulai September 2012. Saya berharap kontraknya tidak diperpanjang dan mendapat kenang-kenangan seperti dari kota tegal tetapi lebih bagus lagi maklumlahhh semarang kan ibu kota propinsi jadi saya berharap dapat kenang-kenangan yang lebih baik daripada apa yang saya dapat dari tegal.
Setelah dari semarang kemana lagi? Saya belum tahu, apalagi orang lain (anda). Apakah akan ada yang melengkapi menjadi segiempat atau tetap segitiga?. Apapun itu semoga dapat bermanfaat untuk orang lain, masyarakat keluarga, desa, kecamatan, kabupaten/kota, propinsi, bangsa dan negara, dunia, agama dan alam semesta.
Itulah cerita yang saya baca dan ditulis oleh Otong. Terimakasih Otong.
# Semarang, 15 Februari 2013
di Musim penghujan yang sering kepanasan